ABC Analysis
ABC Analysis adalah tekhnik
pengendalian persediaan dengan memperhatikan kelompok barang sesuai tingkat
kepentingan masing – masing kelompok barang tersebut. Pengelompokan barang dalam
ABC Analysis berdasarkan total nilai penjualan dalam setahun ( kalsifikasi ABC
bukan harga persediaan per unit, melainkan volume persediaan yang dibutuhkan
dalam satu periode atau satu tahun, dikalikan dengan harga per unit).
Dalam ABC Analysis, biasanya
barang barang dikelompokkan menjaadi tiga kelas, yaitu A, B, dan C. Kelas A
adalah kelompok barang yang sangat penting (nilai penjualan terbesar), kelas B
adalah kelompok barang dngan nilai penjualan menengah, dan kela C adalah
kelompok barang dengan nilai penjualan terkecil.
Kriterial masing masing kelas dalam klasifikasi ABC,
sebagai berikut:
1. Kelas A, persediaan yang
memiliki volume tahunan rupiah yang tinggi. Kelas ini mewakili sekitar 70% dari
total persediaan, meskipun jumlahnya hanya sedikit biasanya 20% dari seluruh
item. Persediaan yang masuk dalam kelas ini memerlukan perhatian yang tinggi
dalam pengadaamya karena berdampak biaya yang tinggi. Oleh karena itu
pengawasan harus dilakukan decara intensif.
2. Kelas B, persediaan dengan
nilai volume tahunan rupiah yang menengah. Kelompok ini mewakili sekitar 20%
dari total nilai persediaan tahunan, dan sekitar 30% dari jumlah item. Di sini
diperlukan teknik pengendalian yang moderat.
3. Kelas C, barang yang nilai
volume tahunan rupiahnya rendah. Kelompok ini mewakili sekitar 10% dari total
nilai persediaan tahunan, tetapi trdiri dari sekitar 50% dari jumlah item
persediaan. Disini diperlukan tekhnik pengendalian yang sederhana, pengendalian
hanya dilakukan sekali saja.
Berdasarkan pengelompokkan
tersebut, suatu perusahaan akan memberikan perioritas perhatian tertinggi
terhadap kelas A, diikuti terhadap kelas B, dan terakhir terhadap kelas C.
Perioritas perhatiaan dilakukan terutama terhadap tingkat persediaannya.
Pembagian kelompok tersebut tidak
selalu menjadi tiga kelas (A, B, C) saja, namun tergantung kebijakan perusahaan
yang bersangkutan. Apabila diperlukan, pengelompokan barang bisa dilakukan
misalnya menjadi empat kelas (A, B, C, dan D).
Contoh 1 :
Suatu perusahaan dalam proses produksinya
menggunakan 10 item bahan baku. Kebutuhan persediaan selama satu tahun dan
harga bahan baku per unit seperti dalam tabel berikut :
Tabel 1. Data Item Persediaan
Item
|
Kebutuhan (unit/tahun)
|
Harga (rupiah/unit)
|
H – 102
H – 103
H – 104
H – 105
H – 106
H – 107
H – 108
H – 109
H – 110
|
800
3.000
600
800
1.000
2.400
1.800
780
780
1.000
|
600
100
2.200
550
1.500
250
2.500
1.500
12.200
200
|
Untuk membagi kesepuluh jenis persediaan
tesebut dalam tiga kelas A, B, C dapat dilakukan sebagai berikut :
Tabel 2 Klasifikasi ABC dalam Persediaan
Item
|
Volume tahunan (unit)
|
Harga per unit
(rupiah)
|
Volume tahunan (ribu rp)
|
Nilai kumulatif (ribu rp)
|
Nilai kumulatif (persen)
|
Kelas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
H – 109
H – 107
H – 105
H – 103
H – 108
H – 106
H – 101
H – 104
H – 102
H - 110
|
780
1.800
1.000
600
780
2.400
800
800
3.000
1.000
|
12.200
2.500
1.500
2.200
1.500
250
600
550
100
200
|
9.516
4.500
1.500
1.320
1.170
600
480
440
300
200
|
9.516
14.016
15.516
16.836
18.006
18.606
19.086
19.526
19.826
20.026
|
47,5
70,0
77,5
84,1
89,9
92,9
95,3
97,5
99,0
100,0
|
A
A
B
B
B
C
C
C
C
C
|
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa :
1. Kelas A
memiliki volume tahunan rupiah sebesar 70,0% dari total persediaan, yang
terdiri dari 2 item (20%), yaitu item H-109 dan H-107.
2. Kelas B
memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 19,9% dari total persediaan, yang
terdiri dari item 3 (30%) persediaan.
3. Kelas C
memiliki nilai volume tahuna rupiah sebesar 10,1% dari total persediaan, yang
terdiri dari 5 item (50%) persediaan.
Dengan analisis ABC, kita dapat
melihat tingkat kepentingan masalah dari suatu barang. Dengan begitu, kita
dapat melihat barang mana saja yang perlu diberikan perhatian terlebih dahulu.