Just In Time Management
Filosofi JIT
Konsep Just In Ti me (JIT) adalah sistem
manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan terbaik
yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an, JIT pertama kali dikembangkan dan
disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh karena itu
Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip hanya
memproduksi jenis - jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang
diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan (When) oleh konsumen.
Just In Time (JIT) merupakan
keseluruhan filosofi dalam operasi manajemen dimana segenap sumber daya,
termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas
dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktifitas,
mengurangi pemborosan, dan mendapatkan metode produksi yang lebih baik.
Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan
pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang berlebih, di luar
kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja yang
mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk.
Dalam bahasa sederhanya pengertian pemborosan
adalah segala sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah pemborosan.
Ada 5 jenis pemborosan yang perlu diidentifikasi dalam
Just In Time (JIT):
1.
Waktu pemrosesan : waktu aktual untuk menghasilkan
suatu produk.
2.
Waktu pindah : waktu yang digunakan untuk memindahkan
dari satu departemen ke depatemen yang lain.
3.
Waktu inspeksi : waktu yang digunakan untuk menentukan
produk rusak atau mengerjakan ulang produk yang rusak tsb.
4.
Waktu tunggu : waktu yang dihabiskan suatu produk
karena menunggu untuk dikerjakan ketika sampai pada departemen berikutnya.
5.
Waktu penyimpanan : waktu yang dibutuhkan suatu produk
baik dalam gudang penyimpanan persedianan setengah jadi maupun setelah barang
jadi sampai di gudang.
Definisi Just In Time
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan
seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang
maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan
memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/ diminta konsumen dan pada
saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan
kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.
Sistem
ini dirintis oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi Toyota, yang
kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production System) dan sistem kanban.
Just
In Time atau sering disingkat dengan JIT adalah suatu sistem produksi
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai
dengan jumlah yang dikehendakinya.Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT)
adalah untuk menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi
(overproduction), persediaan yang berlebihan (excess Inventory) dan juga
pemborosan dalam waktu penungguan (waiting). Dengan adanya sistem JIT, kita telah
dapat mengatasi 3 pemborosan (overproduction, excess inventory dan waiting)
diantara 7 pemborosan (7 Waste) yang harus dihindari dalam sistem produksi
Toyota.
Istilah
Just In Time Jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah Tepat
Waktu, Jadi Sistem Produksi Just In Time atau JIT ini dalam bahasa Indonesia
sering disebut dengan Sistem Produksi Tepat Waktu. Tepat Waktu disini berarti
semua persedian bahan baku yang akan diolah menjadi barang jadi harus tiba
tepat waktunya dengan jumlah yang tepat juga. Semua barang jadi juga harus siap
diproduksi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh pelanggan pada waktu yang
tepat pula. Dengan demikian Stock Level atau tingkat persedian bahan baku,
bahan pendukung, komponen, bahan semi jadi (WIP atau Work In Progress) dan juga
barang jadi akan dijaga pada tingkat atau jumlah yang paling minimum. Hal ini
dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan Cash Flow dan menghindari
biaya-biaya yang akan terjadi akibat kelebihan bahan baku dan barang jadi.
Dalam
menjalankan sistem produksi Just In Time atau sistem produksi JIT ini,
diperlukan ketelitian dalam merencanakan jadwal-jadwal produksi mulai jadwal
pembelian bahan produksi, jadwal penerimaan bahan produksi, jadwal jalannya
produksi, jadwal kesiapan produk hingga ke jadwal pengiriman barang jadi. Pada
umumnya, perusahaan-perusahaan manufakturing modern saat ini menggunakan
berbagai perangkat lunak (Software) yang canggih dalam merencanakan jadwal
produksi yang didalamnya juga termasuk mengeluarkan pesanan pembelian (purchase
order) dan pengendalian jumlah persedian (Inventory). Software Produksi
tersebut juga dapat melakukan penukaran informasi mulai dari Pemasok (vendor)
hingga ke Pelanggan (Customer) melalui Electronic Data Interchange (EDI) untuk
memastikan kebenaran sampai ke data-data yang paling rinci (detail).
Kebenaran
dan ketepatan waktu pengiriman bahan-bahan produksi sangat diperlukan dalam
Sistem Produksi Just In Time ini. Contoh pada sebuah perusahaan manufaktur
Handphone, perusahaan tersebut harus dapat menerima model LCD display yang
benar dan dalam jumlah yang dibutuhkan untuk satu hari produksi, pemasok LCD
Display tersebut diharapkan untuk dapat mengirimkannya dan tiba di gudang
produksi dalam batas waktu yang sangat singkat. Sistem permintaan bahan-bahan
Produksi demikian biasanya disebut dengan Pull System atau Sistem Tarik.
Kelebihan
Sistem Produksi Just In Time (JIT)
Banyak kelebihan yang dapat dinikmati dalam
menerapkan sistem produksi Just In Time, diantaranya sebagai berikut :
- Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah
sehingga menghemat tempat penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti
biaya sewa tempat dan biaya asuransi.
- Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat
diperlukan saja sehingga hanya memerlukan modal kerja yang rendah.
- Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan
terjadinya pemborosan akibat produk yang ketinggalan zaman, lewat
kadaluarsa dan rusak atau usang akan menjadi semakin rendah.
- Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak
terjual akibat perubahan mendadak dalam permintaan.
- Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan
produksi yang dipasok oleh Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi
waktu pemeriksaan dan pengerjaan ulang.
Kelemahan
sistem produksi Just In Time (JIT)
Meskipun banyak kelebihan yang bisa didapat,
Sistem Produksi Just In Time ini masih memiliki kelemahan, yaitu :
- Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki
toleransi terhadap kesalahan atau Zero Tolerance for mistakes sehingga
akan sangat sulit untuk melakukan perbaikan/pengerjaan ulang pada
bahan-bahan produksi ataupun produk jadi yang mengalami kecacatan. Hal ini
dikarenakan tingkat persediaan bahan-bahan produksi dan produk jadi yang
sangat minimum.
- Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap
Pemasok baik dalam kualitas maupun ketepatan pengiriman yang pada umumnya
diluar lingkup perusahaan manufakturing yang bersangkutan. Keterlambatan
pengiriman oleh satu pemasok akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal
produksi yang telah direncanakan.
- Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat
frekuensi Transaksi yang tinggi.
- Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan
sulit untuk memenuhi permintaan yang mendadak tinggi karena pada
kenyataannya tidak ada produk jadi yang lebih.
Banyak Perusahaan
Manufakturing yang menerapkan sistem produksi Just In Time ini menikmati
keuntungan yang signifikan seperti Toyota dan beberapa perusahaan manufaktur
Jepang yang telah menerapkannya sejak tahun 1950an . Namun keberhasilan Sistem
Produksi Just In Time sangat tergantung pada komitmen seluruh karyawan
perusahaan mulai dari lebel yang terendah hingga pada level yang tertinggi.
Nama : Mutia Sabrina Mardias
NIM : 2234.14.040
Jurusan : D.III Manajemen Logistik &
Material 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar